Bila dibandingkan liburan lainnya, perjalanan ke Vietnam-Thailand bisa dibilang punya kesan tersendiri bagi gw. Mulai dari salah satu teman yang batal ikut, sampai kehadiran virus Covid-19 saat liburan ini dilakukan (Februari 2020). Tanpa berpanjang kata, begini Itinerary Liburan ke Vietnam-Thailand 10 Hari yang gw lakukan selama trip tersebut.
Hari Ke-1
Perjalanan liburan dengan Itinerary Liburan ke Vietnam-Thailand 10 Hari 9 Malam ini diawali dengan penerbangan Jakarta – Ho Chi Minh City yang transit di Singapura.
Gw dan teman-teman terbang dari Jakarta sekitar pukul 10 malam dan sampai di bandara Changi hampir tengah malam.
Kami memutuskan tetap stay di Bandara karena penerbangan Singapura-Ho Chi Minh City tepat pada jam 7 pagi keesokannya.
Ada banyak blog dan website yang merekomendasikan tempat untuk beristirahat saat menunggu transit, tapi untuk kali ini pilihan gw jatuh kepada prayer room yang terletak di transit hall level 3.
Jika di tempat lain kita harus tidur di kursi, tapi di sini kita bisa beristirahat sambil rebahan plusnya memudahkan jika ingin beribadah.
Hari Ke-2
Setelah transit semalaman di Bandara Changi akhirnya kami sampai juga di Bandara Tân Sơn Nhất! Agar tak ditipu oknum taksi, kami pun memesan grab menuju hotel Emerald Central.
Oh iya di kota-kota besar Vietnam seperti Ho Chi Minh City dan Hanoi, Grab sangat bisa diandalkan untuk berpergian.
Selama perjalanan sudah terlihat betapa uniknya kota yang satu ini. Nuansanya sedikit berbeda dengan kota-kota di Indonesia, dan negara lain yang pernah gw kunjungi (Malaysia dan Singapura).
Karena belum bisa check in, kami pun menitipkan koper dan memutuskan untuk pergi ke Le Van Tam Park untuk mencari makan dan berbelanja. Jaraknya sendiri lumayan dekat yakni sekitar 1 km saja.
Ada banyak spot-spot menarik yang kami temui, mulai dari toko-toko bergaya retro dan vintage, hingga Nhà thờ Tân Định alias Pink Church yang tampak menonjol.

Bagi kalian yang ingin berfoto selfie sepertinya butuh effort yang lebih karena gereja ini terletak di pinggir jalan yang cukup sibuk.
Setelah memilih beragam restoran yang ada (iya, pada perjalanan ini kami selalu makan di restoran yang kebersihannya terjaga, lagi-lagi karena Covid-19), kami memutuskan makan di TOUS les JOURS .

Perut sudah kenyang, sekarang waktunya untuk berbelanja! Di sekitar Le Van Tam Park ini banyak sekali store fashion dan skincare yang tak asing ditelinga, seperti Adidas, Converse, Laneige, The Body Shop, Innisfree, dan masih banyak lagi.
Prediksi awal kami barang-barang disini jauh lebih murah bila dibandingkan Indonesia, tapi ternyata harganya sama saja, hahaha (padahal udah ngincer sepatu Converse). Gw dan teman-teman pun akhirnya hanya berbelanja skincare saja.
Dalam perjalanan berjalan kaki kembali ke hotel, ada beberapa pemandangan kota Ho Chi Minh yang menarik perhatian dan berhasil gw abadikan.


Malam harinya karena lagi-lagi harus mencari makan malam di tempat yang bersih, kami memutuskan untuk mengunjungi Vincom Center (mau di Jakarta di Ho Chi Minh, mal lagi mal lagi), dan makan di Pho24.

Walaupun ada di Jakarta, entah kenapa rasa pho di Pho24 Vietnam ini terasa lebih nendang dan enak lho! Bumbu tambahannya pun berbeda, dan sangat cocok buat lidah gw.
Selesai makan, karena enggan untuk langsung pulang ke hotel, kami memutuskan untuk berkeliling di sekitar mall. Tak disangka ternyata mall yang kami kunjungi sangat dekat dengan People’s Committee of Ho Chi Minh City, Tượng Chủ tịch Hồ Chí Minh (Patung Ho Chi Minh), dan Bùng binh Cây Liễu (Air Mancur Bunga Teratai).
Semua spot tersebut menjadi nilai lebih dari Ho Chi Minh Squares yang menjadi daya tarik, tak hanya bagi turis mancanegara tetapi juga tempat berkumpul masyarakat lokal.
Hal ini tentu saja ga kami lewatkan begitu saja dan memutuskan untuk memotret dan selfie sebanyak mungkin di tempat-tempat ikonik tersebut.




Selesai menikmati keindahan Ho Chi Minh City di malam hari kami pun memutuskan kembali ke hotel.
Hari Ke-3
Hari ketiga, berdasarkan Itinerary Liburan ke Vietnam-Thailand yang telah disusun, kami berencana untuk menilik Vietnam lewat sisi sejarahnya.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah War Remnants Museum. Di museum ini diperlihatkan kekejaman yang terjadi selama masa perang Vietnam-Amerika.

Disini secara gamblang ditunjukan foto-foto korban, bahkan detik-detik sebelum mereka terbunuh. Ditunjukan juga senjata api dan biologis yang menyebabkan catat hingga 3 generasi (walaupun saya sempat memotret tapi saya memilih tidak menunjukannya disini).
Bahkan para korban generasi ketiga dari senjata biologis ini hadir dan menawarkan hasil kerajinan mereka di salah satu sudut museum ini.
Selain bisa melihat sisa-sisa dan bukti kekejaman perang Vietnam-Amerika, di sini kamu juga bisa membeli suvenir seperti pembatas buku, kartu pos, dan masih banyak lagi.
Perjalanan hari ke-3 dilanjutkan ke Saigon Central Post Office, gedung bergaya kolonial yang masih aktif beroperasi ini menawarkan spot yang instagramable, yang jadi favorit bagi mereka yang ingin eksis di media sosial.

Selain eksterior yang indah, ternyata interior gedung ini pun juga memanjakan mata. Tak hanya bisa menikmati keindahan desainnya, disini kamu juga bisa berbelanja suvenir seperti kartu pos, pouch, gelas, keramik, gantungan kunci, baju, dan masih banyak lagi.

Oh iya disekitar Saigon Central Post Office ini juga ada tempat menarik lainnya. Salah satunya Notre Dame Cathedral of Saigon, namun sayang saat gw mengunjungi tempat ini, tempat tersebut sedang direnovasi.
Selesai mengunjungi War Remnants Museum dan Saigon Central Post Office, perut pun mulai terasa keroncongan. Kami pun memutuskan untuk makan di Wrap&Roll dan menyantap rice hotpot serta spring roll.



Selesai makan, tak lengkap rasanya kalau nggak ngopi, apalagi di Vietnam yang merupakan salah satu negara dengan kopi yang enak.
Tak jauh dari tempat kami makan, bermodalkan google maps, kami pun memutuskan untuk mencicipi kopi di Cộng Cà Phê.

Baca juga: Coffee Shop di Vietnam yang Wajib Kamu Kunjungi
Karena keterbatasan waktu (harus segera ke Hanoi), selesai ngopi kami memutuskan untuk kembali hotel dan packing.
Di hotel karena penasaran banget dengan Bánh Mì Hồng Hoa namun tak sempat ke sana, ide brilian muncul dikepala gw untuk memesannya secara online. Kami akhirnya memesan Banh Mi lewat aplikasi Grab!

Untungnya sistemnya sama dengan aplikasi Grab di Indonesia, sehingga kami mudah menggunakannya. Banh Mi ini pun kami jadikan bekal untuk makan di bandara.

Bagasi Bermasalah di Bandara Tan Son Nhat
Nah, disini pengalaman berharga gw rasakan. Saat di Bandara Tan Son Nhat, saat akan mencetak boarding pass dan menaruh bagasi, kami disuruh petugas untuk menunggu sebentar.
Sudah menunggu lama, dan tak ada kejelasan sama sekali, kami pun memutuskan pergi ke gerbang imigrasi untuk check in.
Ini entah karena kami ga paham atau petugas yang kurang informatif, ketika masuk gw mengalami masalah sebab di salah satu koper kami (seluruh bagasi atas nama gw) ada yang bermasalah.
Alhasil gw kembali ke tempat check in dan menanyakan kalau gw tidak bisa masuk, dan ternyata gw dikasih tahu kalau setelah menaruh koper, gw diharuskan ke tempat scan koper untuk diberi check list kalau bagasi yang dibawa tak bermasalah.
Gw akhirnya menuju ke tempat scan bagasi yang tak ada tandanya dan terletak jauh di ujung pojok ruangan. Dan ternyata, di dalam bagasi teman gw terdapat power bank yang dilarang ada di dalam bagasi.
Setelah bolak-balik meminta kunci koper (router wifi tak ada sama gw) akhirnya masalah ini terselesaikan.
Pengalaman gw ini mungkin bisa dijadikan pelajaran bagi kalian yang ingin berpergian untuk memperhatikan barang apa saja yang dilarang dalam koper.
Turbulensi Parah Vietjet Air
Namun ternyata tak sampai di situ, karena ingin mencari tiket pesawat yang lebih murah, untuk perjalanan dari Ho Chi Minh ke Saigon kami memilih maskapai Vietjet Air.
Dan itu adalah pengalaman menaiki pesawat terburuk yang pernah gw alami. Turbulance sangat parah, pesawat kami naik dan turun secara ekstrim dan gw melihat muka panik para pramugarinya, bahkan ada satu pramugari yang hampir membuka pintu darurat!
Saat hal itu terjadi, gw dan teman berpegangan tangan, serta dalam hati memanjakan doa tanpa henti, juga pasrah akan apapun yang terjadi.
Namun akhirnya setelah hampir setengah jam lebih mengalami turbulence hebat, kami bisa mendarat di Nội Bài International Airport.
Tapi yang mengusik dan membuat gw heran akan pengalaman tersebut, para penumpang lokal terlihat santai saja, ada beberapa yang tidur sembari mengangkat kaki, bahkan berselonjoran di dua kursi sebelahnya yang kosong.
Gw takjub melihat kewajaran sikap mereka. Entah mereka adalah orang-orang tanpa takut atau mungkin kejadian tersebut sudah sering mereka alami.
Jadi satu pelajaran lagi, pilihlah penerbangan lain saat berpindah tempat di Vietnam, bisa Air Asia dan Vietnam Airlines atau yang lain, serta jangan jadikan uang sebagai halangan kalau kalian tak ingin mengalami pengalaman seperti gw di atas.
Hari ke-4
Karena sampai di bandara larut malam, gw dan temen memutuskan untuk menginap di VATC Sleep Pod yang berada di lantai 3. Asyiknya sleeping pod ini bisa disewa per jam. Kami pun memutuskan untuk menyewa selama 3 jam.
Setelah check out, untuk memudahkan perjalanan ke Stasiun Kereta Hanoi untuk pergi ke Trang An, saat di Indonesia lewat aplikasi Traveloka gw sudah memesan mobil berukuran besar. Dengan harga yang sangat terjangkau, kami bisa mendapatkan mobil besar untuk 7 orang penumpang (duh, berasa sultan).
Perjalanan lengkap saya di Trang An pun bisa dilihat pada post ini: Liburan di Trang An, Vietnam: Healing Banget!

Hari Ke-6
Setelah puas liburan di Trang selama 3 hari 2 malam, liburan di Vietnam ini kembali gw lanjutkan dengan menjelajahi kota Hanoi.
Dahulu merupakan ibukota Vietnam, Hanoi menurut pandangan gw memiliki suasana yang lebih tua dengan keunikannya sendiri.
Soal penginapan, gw dan teman memilih menginap di Dragon Pearl yang berada di dekat Hang Dau Garden.
Setelah check in, kami pun memutuskan untuk makan di sebuah restoran India Grills & Gravy Halal Restaurant, setelah lama menyantap makanan Vietnam, menu ini jadi sedikit selingan yang enak dan mengenyangkan (udah lama ga makan masakan penuh bumbu, hehe).

Selesai makan, kami memutuskan kembali ke hotel untuk istirahat. Pada malam harinya, kami memutuskan untuk keluar dan mengunjungi Cartier Hanoi – Trang Tien Plaza.
Menonton Film Berbahasa Vietnam
Di sini atas ajakan teman gw, kita mencoba menantang diri nonton film berbahasa Vietnam. Niatnya mau tebak-tebakan jalan ceritanya apa, eh karena nonton di CGV, ternyata ada subtitle bahasa Inggris, kita jadi tau juga jalan ceritanya seperti apa, hahaha.
Ide menonton film negara yang kamu kunjungi bisa jadi alternatif kegiatan lho, jika kamu bingung mau melakukan apa ketika jalan-jalan nanti.
McDonlads Vietnam Ternyata Punya Banyak Pilihan Saus!
Nah, sebelum menunggu film dimulai, kami pun mencari makan malam, dan akhirnya pilihan jatuh ke McDonald’s Hồ Gươm yang berada di sekitar mal (hahaha, mau ke negara mana Mcd tetap dicari yah).
Tapi ada yang istimewa lho dari Mcd di Vietnam ini, jika di Indonesia hanya disediakan saus sambal dan tomat, disini tersedia saus chili alias pedas, saus tomat, mayonaise, saus bawang khas Vietnam, dan bahkan ada honey mustard (duh, kapan di Indo kek begini).
Semua sausnya pun enak-enak, dan saking enaknya saya sampai lupa memotret ketika makan disini.
Setelah kenyang, kami pun memutuskan kembali ke Mal utuk menonton dan setelah selesai kembali ke hotel.
Hari Ke-7
Perjalanan pun kembali kami lanjutkan dengan mengunjungi Thang Long Water Puppet Theater, yakni pertunjukan boneka di bawah air.

Pertunjukan ini sendiri diiringi dengan musik khas Vietnam. Bagi kalian yang menyukai seni, mengunjungi tempat ini bisa menjadi pilihan yang tepat.

Dari situ karena berada di kawasan Old Quarter disini banyak sekali toko-toko yang menjual berbagai macam barang. Kami pun mengunjungi beberapa toko suvenir dan toko penjual makanan khas Vietnam.
Setelah itu kami pergi untuk mencicipi egg coffee di Cafe Pho Cho. Selesai ngopi karena sudah malam, kami pun memutuskan untuk kembali ke hotel.

Baca juga: Coffee Shop di Vietnam yang Wajib Kamu Kunjungi
Hari Ke-8
Pada hari ke-8, waktunya kami mengunjungi bapak negara ini di Ho Chi Minh Mausoleum. Disini punya banyak aturan yang cukup ketat, jadi pastikan untuk mematuhi semua peraturan yang ada.

Tapi peraturan yang paling ditekankan adalah larangan memotret jenazah Ho Chi Minh yang ada di dalam, itu big no no.
Saat mengunjungi tempat ini ada pengalaman yang cukup lucu yang gw alami. Karena cuaca dingin, gw memutuskan untuk memakai beanie.
Saat akan memasuki Mausoleum tiba-tiba ada seorang petugas menyuruh gw dalam bahasa Vietnam, melihat gw yang tak melakukan apa yang ia suruh, kemudian ia mengubahnya menjadi bahasa Inggris dan barulah gw melepas beanie yang dipakai.
Setelah kejadian itu gw menangkap sedikit percakapan antara petugas tersebut dan teman sebelahnya yang menurut sepemahanan gw bahwa ia mengira kalau gw adalah orang Vietnam, wkwkwk.
Oh iya, selain itu disekitar mausoleum pun banyak tempat yang bisa dikunjungim, dan tak untuk dijelajahi.


Tapi karena keterbatasan waktu, kami hanya berkeliling sebentar dan kembali ke hotel untuk packing dan bersiap pergi ke Thailand!
Fast foward, Kami pun sampai di Bandar Udara Internasional Don Mueang hampir tengah malam. Oh iya, untuk perjalanan Vietnam-Thailand ini kami menggunakan Wifi ASEAN yang bisa digunakan di kedua negara.
Untuk di Thailand sendiri, dibandingkan memesan hotel, kami memutuskan untuk menyewa apartemen. Selain lebih luas, kami jadi bisa memasak selama berada di Bangkok.
Hari Ke-9
Saatnya memulai petualangan di Bangkok, Thailand! Tempat pertama yang kami kunjungi di negeri Gajah Putih ini tak lain dan tak bukan adalah Grand Palace dan Wat Pho.



Puas berkeliling, kami pergi ke sebuah restoran untuk membeli minuman dingin dan beristirahat sejenak. (panas banget coy di luar, di sini adem banget, wkwkw).

Setelah rasa lelah sedikit hilang kami pun menaiki bus untuk menunggu giliran menuju Sala Chalermkrung Royal Theatre.
Dengan ruang Theater yang luas, di sini ditampilkan pertunjukan drama yang menceritakan kisah Rama dan Shinta versi Thailand.
Setelah pertunjukan selesai, di dalam gedung teater terdapat toko suvenir, dan gw pun memutuskan membeli gantungan kunci yang terinspirasi dari pertunjukan yang gw tonton tadi.
Selesai menonton, kami kembali ke kawasan Grand Palace untuk makan di Home Cafe Tha Tien, restoran khas Thailand yang menurut teman gw itu enak banget.
Di sini kami memesan banyak makanan seperti Chicken Basil with Rice (Pad Kra Pao Gai, Papaya Salad (Som Tum), Tom Yum, Green Curry (Gaeng Keow Waan), Tom Yum Fried Rice, dan segelas Thai Tea.

Untuk penutup pun kami memesan semangkuk kecil ice cream.

Selesai makan kami berjalan-jalan di sekitar Grand Palace, dan akhirnya memutuskan untuk menikmati makan (lagi) dipinggir sungai Chao Praya.
Setelah mencari lewat google maps, kami memutuskan untuk pergi ke Chom Arum, sebuah restoran pinggir sungai yang menyediakan pemandangan Chao Praya super epik dan yang paling keren kalian bisa melihat matahari terbenam dari sini.

Untuk harganya sendiri menurut kami tidak terlalu mahal, dan makananya enak-enak.
Dengan pemandangan yang ada, restoran ini cukup worth it dikunjungi. Oh iya sekedar saran untuk mendapatkan spot terbaik, ada baiknya booking sekitar 4 jam atau mungkin 5 jam sebelum makan di restoran ini.
Untungnya walau tidak booking terlebih dahulu, kami masih mendapatkan posisi lumayan oke, walau tidak dipinggir tapi setidaknya dekat-dekat situ.

Selesai dari sini, kami pergi ke 7-11 dan membeli mie instan untuk makan malam, dan sumpah mie instannya enak tapi gw lupa buat fotoin jadi ga inget nama mie instannya, huhu, masih nyari sampai sekarang dan ga ketemu. Setelah itu kami kembali ke hotel.
Hari ke-10
Waktunya menjelajahi mal! Mengawali hari, kami pergi ke Mal Siam Paragon untuk melihat-lihat, dan memutuskan untuk makan di sana juga.
Setelah puas mengeliling mal, kami pergi menuju Big C yang berada tak jauh dari situ untuk membeli oleh-oleh makanan khas Thailand yang menurut teman saya lebih murah dibandingkan tempat lain.
Di sini saya beli Bento 3 varian rasa (minus Thai Sauce), CHA TRA MUE Thai Tea instant, dan yang lainnya saya lupa.
Selesai berbelanja kami memutuskan kembali ke hotel karena pada sore hari akan pergi ke Chatuchak Market.
Walaupun Jumat malam hanya toko dibagian luar saja yang buka, tapi ini bisa jadi pilihan bagi kalian yang tak ingin pergi ke Chatuchak dalam keadaan matahari panas (siang-siang maksudnya), dan dalam keadaan pasar yang penuh.
Selain berbelanja oleh-oleh, gw juga membeli baju dan kaus kaki (sumpah di sini fashion indie abizzzz), dan tak lupa membeli telor dadar khas Thailand (Khai Jiao) dan Mango Sticky Rice untuk makan malam nanti.

Oh iya jangan lupa cicipi otak-otak goreng kalau disini sumpah enak parah (tapi lupa foto lagi, huhu), dan jangan ragu mencicipi makanan lain, salah satunya yang saya coba adalah Khanom Buang.

Khanom Buang sendiri adalah sejenis crepe tipis dengan isian cream kelapa. Sebenarnya kue ini rasanya enak, tapi karena rasanya yang super duper manis saya jadi tak bisa banyak-banyak memakannya.

Setelah puas berbelanja kami pun kembali ke hotel.
Hari Ke-10
Setelah hooping dari satu kota ke kota lain di dua negara selama 10 hari kemarin, hari ke-10 ini kami memutuskan untuk beristirahat saja di apartemen sembali memakan semangkuk mie instan, dan packing agar semua belanjaan bisa muat ke dalam koper.
Yang lucu, saat packing ada drama salah satu teman gw terpaksa memakai baju lapis 7 lagi karena kopernya ga muat, wkwkwk (boleh ditiru nih bagi yang khilaf belanja dan kopernya udah ga muat lagi).
Setelah itu kami menuju Bandara Don Mueang dan beberapa jam kemudian akhirnya kami kembali di Jakarta.
Demikianlah Itinerary Liburan ke Vietnam-Thailand 10 Hari 9 Malam yang gw dan teman perjalanan gw lakukan pada Februari 2020.
Semoga post Itinerary Liburan ke Vietnam-Thailand yang panjang ini bisa menjadi inspirasi bagi kalian yang ingin mengunjungi Vietnam dan Thailand!
No Comments